C. Menuju
Negara Kebangsaan Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan RI
tanggal 17 Agustus 1945, merupakan keputusan atau tekad bulat politik
perjuangan bangsa Indonesia. Kemerdekaan ini tidak dirancang atau disodorkan
oleh bangsa Jepang. Tentara Jepang memang masih ada di Indonesia, tetapi dalam
keadaan kalah perang dan harus tunduk kepada pemerintahan Sekutu. Salah satu
tugas tentara Jepang adalah menjaga situasi di Indonesiatanpa perubahan apapun.
1. Golongan
Muda Menghadapi Situasi
a. Hikmah
kemunduran Perang Jepang
Memasuki tahun 1945,
posisi Jepang dalam menghadapi Sekutu semakin tidak menguntungkan. Tanda-tanda
bahwa kelak Jepang akan kalah perang sudah mulai tampak sejak tahun sebelumnya.
Pendaratan Sekutu pada bulan April 1944, telah mengancam kedudukan Jepang di
Indonesia. Untuk mempertahankan diri, Jepang tidak ada cara lain kecuali dengan
meningkatkan bantuan kekuatan dari rakyat Indonesia. Agar usaha itu lancar,
melalui Perdana Menteri Koiso Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia di
kemudian hari.
b. Menyerahnya
Jepang dan keinginan Golongan Muda
Pada tanggal 14 Agustus
1945, pemerintah Jepang telah menyetujui untuk menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu. Pada saat bersamaan Soekarno-Hatta tiba kembali di Jakarta dari
perjalanannya ke Saigon.
Desas-desus menyerahnya
Jepang benar-benar meningkatkan ketegangan dikalangan pemuda. Mereka tidak
menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan oleh PPKI buatan Jepang. Untuk
kepentingan itu, pada malam hari tanggal 15 Agustus 1945, beberapa pemuda
mendatangi Hatta. Anak buar Syahrir dan para pemuda dari Asrama Menteng 13,
juga melakukan penekanan terhadap Soekarno.
c. Tanggapan
Soekarno-Hatta
Pikiran dan keinginan
pemuda di dalam menanggapi situuasi seperti diuraikan di atas, menimbulkan
konflik dengan para pemimpin nasionalis. Konflik terutama terjadi dengan
Soekarno-Hatta. Kedua tokoh besar itu juga berfikir secepat mungkin
kemerdekaaan harus diproklamasikan. Namun dalam beberapa hal, mereka tidak
dapat menyetujui cara-cara yang di usulkan oleh para pemuda.
2. Peristiwa
Rengasdengklok dan Perumusan Naskah Proklamasi
a. Golongan
Muda Menyandera Soekarno-Hatta
Sakit hati atas amarah
Soekarno-Hatta, pemuda mengambil tindakan yang lebih nekat. Malam hari tanggal
15 Agustus 1945, dibawah pimpinan Soekarni dan Chaerul Saleh, para pemuda
memutuskan untuk menyandera Soekarno-Hatta. Ikut serta disandera adalah
Fatmawati (Istri Soekarno) dan Guntur Soekarno Putra. Para penyandera membawa mereka
ke Rengasdengklok, kota kecil dibagian timur laut jakarta.
b. Peranan
Laksamana Maeda Tadashi
Peranan Maeda dalam
peristiwa sekitar proklamasi cukup besar. Drama penyanderaan mungkin tidak akan
berakhir pada sore hari tanggal 16 Agustus 1945, jika Maeda tidak berinisiatif
untuk mencarinya. Setelah diketahui kedua tokoh itu berada di Rengasdengklok,
ia menyuruh Soebardjo untuk menjemputnya. Setelah kembali dari Rengasdengklok
sidang PPKI segera dilangsungkan.
c. Perumusan
Naskah Proklamasi
Rapat dirumah Maeda pada tengah malm
tanggal 16 Agustus 1945 merupakan agenda PPKI. Para pemuda juga diundang untuk
datang, diharapkan mereka dapat bergabung untuk menyusun kalimat Proklamasi
yang akan dibacakan esok harinya. Setelah melalui peroses yang panjang dengan
berbagai perbedaan pendapat, akhirnya pembacaan teks Proklamasi diputuskan akan
dilakukan di rumah Soekarno. Waktunya juga telah ditentukan, yaitu pukul 10.00.
3. Proklamasi
Kemerdekaan dan Tindak Lanjutnya
a. Peristiwa
Besar di Pegangsaan Timur
Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 adalah peristiwa besar. Setelah melalui perjalanan yang panjang
dan tidak jarang diwarnai dengan serangkaian konflik, akhirnya pergerakan
nasional membuahkan hasil. Baik Golongan Tua maupun Golongan Muda yang memiliki
andil. Keduanya saling jalin, satu dan lainnya saling melengkapi. Peristiwa
besar yang dinanti telah tiba, bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaan
Indonesia.
Peristiwa besar itu
memilikin makna yang lebih besar lagi. Betapa tidak, Proklamasi Kemerdekaan
sebuah bangsa dilakukan dirumah pribadi di Jalan Pegangsaan timur 56, jakarta,
tempat keluarga Soekarno tinggal, menjadi saksi sejarah keagungan bangsa
Indonesia pada saat itu.
b. Mengupayakan
Kelengkapan Sebuah Negara
Proklamasi kemerdekaan
adalah peristiwa bersejarah, namun tanpa tindak lanjut yang jelas, peristiwa
itu tidak akan banyak berarti. Tindakan yang harus segera dilakukan adalah
membentuk lembaga pemerintahan. Untuk tujuan itu perlu pedoman dasar yang tegas
berupa Konstitusi (Undang-Undang Dasar). Konstitusi mutlak diperlukan oleh
suatu negara merdeka yang berdaulat penuh, apalagi jika ingin menumbuhkan
demokrasi.
Pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI berhasil mengesahkan UUD yang terdiri atas pembukaan, batang tubuh
(37 Pasal), aturan peralihan (4 Pasal), dan aturan tambahan (2 Pasal), disetai
penjelasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar